Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Rabu, 14 November 2007

Properti Singapura Dikuasai Warga Indonesia

Investor asal Indonesia masih tetap menjadi penguasa kepemilikan properti di Singapura . Di negeri itu warga Indonesia menguasai sekitar 22 persen kepemilikan propert asing .
Berdasarkan data Urban Redevelopment Authority (URA) Singapura ,dan Savills Research Consultancy ,selama semester pertama 2007 ,29 persen properti yang terjual di Singapura dibeli oleh asing . Dari jumlah itu ,sekitar 1.300 properti atau 22 persen dari pembelian properti asing dibeli oleh warga Indonesia . URA dan Savills juga mengatakan jumlah warga asing yang membeli properti di Singapura pada kuartal kedua naik sekitar 27,5 persen dari kuartal sebelumnya . Menurut Direktur Pemasaran Perumahan Marina Bay Financial Center - Kan Kum Wah ,perumahan mewah masih menjadi incaran pembeli dari luar Singapura . Pada 2006 /pembeli asing lebih meminati hunian pribadi dengan harga 500 ribu hingga 1 juta dolar singapura . Wan menuturkan ,sebagian besar penyerapan apartemen yang dibeli oleh asing dari Januari hingga Juli 2007 dikuasai oleh lima kelompok investor tradisional . Investor dalam kelompok itu yakni Indonesia ,Malaysia ,India ,Inggris ,dan Cina . Dia mengungkapkan ,10 persen pembeli apartemen Marina Bay Residences adalah warga Indonesia .

Penyakit Meningkat Akibat Pemanasan Global

Pemanasan global dikhawatirkan berdampak pada perubahan kondisi lingkungan yang akan menjadi media untuk munculnya berbagai penyakit . Hal ini juga akan meningkatkan penyebaran penyakit sehingga bisa menurunkan kualitas kesehatan masyarakat .
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Fachmi Idris menegaskan ,Indonesia termasuk negara yang akan menerima dampak besar perubahan iklim akibat pemanasan global . Ia menuturkan ,perubahan iklim berdampak bencana alam ,seperti banjir ,yang menimbulkan masalah kesehatan . Selain itu ,dijelaskannya ,peningkatan suhu bumi membuat jantung bekerja lebih keras mendinginkan badan ,dan meningkatkan kasus asma serta kanker kulit . Kenaikan suhu bumi juga bisa meningkatkan angka kasus penyakit dengan vektor nyamuk ,seperti malaria ,demam berdarah ,chikungunya ,Japanese encephalitis ,dan filariasis lantaran perubahan bionomik nyamuk . Dalam suhu meningkat dengan kelembaban tertentu ,nyamuk semakin beringas dan ingin kawin . Untuk itu ,PB IDI akan membentuk satuan tugas khusus ,guna mengoptimalkan peranan dokter meningkatkan kesadaran publik bahwa masalah perubahan iklim bukan hanya urusan lingkungan ,tetapi juga menyangkut masalah kesehatan .

Dewan Asma Indonesia Didirikan

Dewan Asma Indonesia –DAI- ,suatu wadah organisasi profesi dan nonprofesi yang bergerak dalam penanggulangan asma di Indonesia ,resmi didirikan ,kemarin . Pendirian dewan itu bertujuan membantu mewujudkan penderita asma di Indonesia jadi manusia sehat dan berkualitas .
Meski saat ini telah ada sejumlah organisasi maupun perkumpulan asma di Indonesia ,menurut Ketua DAI Prof Faisal Yunus ,masing-masing lembaga masih berjalan sendiri-sendiri . Oleh karena itu ,perlu suatu wadah yang dapat menjembataninya agar dapat terjalin kerja sama yang baik dalam penanggulangan asma di Indonesia . Wakil Ketua DAI - Prof Heru Sundaru menjelaskan ,keanggotaan DAI terdiri dari perwakilan berbagai organisasi yang bergerak dalam bidang asma . Kehadiran DAI dibutuhkan agar dokter ,tenaga kesehatan ,lembaga swadaya masyarakat ,dan lembaga profesi yang bergerak dalam bidang asma memiliki persepsi dan pemahaman benar tentang asma ,dan berusaha meningkatkan kualitas hidup penyandang asma . Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ,hingga kini jumlah penderita asma di dunia diperkirakan mencapai 300 juta orang . Angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 400 juta penderita pada tahun 2025 . Buruknya mutu udara dan berubahnya pola hidup masyarakat dapat jadi penyebab meningkatnya penderita asma di dunia .